Minggu, 24 Februari 2019

Peran Dan Fungsi Pondok Pesantren Di Tengah-Tengah Masyarakat


Peran dan Fungsi Pondok Pesantren Di Tengah-tengah Masyarakat
a.       Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Keagamaan
Dari waktu ke waktu fungsi pondok pesantren berjalan secara dinamis, berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global. Betapa tidak, pada pertamanya forum tradisional ini mengemban fungsi sebagai forum sosial dan penyiaran agama

Pondok pesantren sebagai forum pendidikan yang mempunyai tujuan yang tidak tidak sama dengan pendidikan agama  Islam yakni  mencapai budpekerti yang tepat atau mendidik akal pekerti dan jiwa. Maksud dari mencapai budpekerti yang tepat yaitu sanggup digambarkan pada terciptanya eksklusif muslim yang mempunyai indikator iman, taqwa, ta’at menjalankan ibadah, berakhlak mulia dan cukup umur secara jasmani dan rohani, serta berusaha untuk hidup sesuai dengan aliran agama Islam.
Adapun yang disebut dengan  terciptanya  pribadi muslim yang baik, taqwa, taat menjalankan ibadah, menyerupai berakhlak mulia yakni menyerupai suri tauladan yang dicontohkan pada pribadi  Nabi Muhammad SAW.
Pondok pesantren harus membuatkan fungsi dan kegiatan-kegiatanya ke dalam bentuk agenda dari komponen-komponen kegiatan pondok pesantren dengan mengusahakan adanya:
1)      Pendidikan agama / penyajian kitab
2)      Pendidikan formal
3)      Pendidikan kesenian
4)      Pendidikan kepramukaan
5)      Pendidikan olahraga dan kesehatan
6)      Pendidikan ketrampilan kejuruan
7)      Pengembangan masyarakat lingkungan[2].
melaluiataubersamaini  komponen-komponen kegiatan tersebut akan diharapkan bahwa melalui pendidikan di pondok pesantren akan terhimpun penghayatan terhadap ilmu, agama dan seni yang yakni tiga komponen pendidikan yang harus terkumpul pada diri seseorang, baik secara eksklusif maupun sebagai kelompok masyarakat.
Dalam fungsi kemasyarakatan pondok pesantren masih diharapkan pengembangan dan  pembinaan, terutama terkena:
1)      Fungsi penyebaran agama (dakwah)
2)      Fungsi sebagai komunikator pembangunan
3)      Fungsi pemeliharaan nilai-nilai kemasyarakatan yang masih diperlukan.
Dalam fungsi-fungsi tersebut diidentifikasikan peranan kyai sebagai alternatif ideal untuk menampung aspirasi masyarakat, serta peranan pondok pesantren sebagai forum terapi kejiwaan untuk mengatasi soal kerawanan remaja. Agar peranan dan fungsi pondok pesantren sanggup dikembangkan secara terbaik dalam rangka pembangunan masyarakat lingkungan, pondok pesantren perlu ditunjang dengan masukana phisik, yang terkumpul dalam sepuluh komponen sebagai diberikut:
1)      Masjid
2)      Asrama (pondok)
3)      Perumahan Kyai/ustadz
4)      Gedung pendidikan formal
5)      Perpustakaan
6)      Balai pertemuan (hiburan/kesenian dan pendidikan/tes)
7)      Lapangan (olahraga)
8)      Balai kesehatan
9)      Workshop, pelatihan groun/koperasi
10)  Masyarakat lingkungan pedesaan[3].
b.      Pondok Pesantren sebagai Lembaga Sosial
Pesantren sebagai suatu forum keagamaan sudah cukup jelas, alasannya motif, tujuan serta usaha-usaspesialuntuk bersumber pada agama. Akhir-akhir ini terdapat suatu kecenderungan memperluas fungsi pesantren bukan saja sebagai forum agama, melainkan sebagai forum sosial. Tugas yang digarapnya bukan saja soal-soal agama, tetapi juga menaggapi soal-soal kemasyarakatan hidup. Pekerjaan sosial ini tiruanla mungkin yakni pekerjaan sampingan atau malahan ”titipan” dari pihak diluar pesantren. Tapi jika diperhatikan lebih seksama, pekerjaan sosial ini justru akan memperbesar dan mempergampang gerak perjuangan pesantren untuk maksud tiruanla. Sebab dampak di luar pesantren cukup besar bagi kehidupan para santri maupun masyarakat sekitar.[4]
Tugas kemasyarakatan pesantren sesungguhnya tidak mengurangi arti kiprah keagamaannya, alasannya sanggup berupa klasifikasi nilai-nilai hidup keagamaan bagi kemaslahatan masyarakat luas. melaluiataubersamaini kiprah menyerupai ini pesantren akan dijadikan milik bersama, didukung dan dipelihara oleh kalangan yang lebih luas serta akan berpeluang melihat pelaksanaan  nilai hidup keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.
melaluiataubersamaini fungsi sosial ini, pesantren diharapkan peka dan menanggapi persoalan-persoalan kemasyarakatan, seperti: mengatasi kemiskinan, memelihara tali persaudaraan, memberantas pengangguran, memberantas kebodohan, membuat kehidupan yang sehat, dan sebagainya[5].
Dalam perjalananya sampai sekarang, sebagai forum sosial, pesantren sudah menyelenggarakan pendidikan formal baik berupa sekolah umum maupun sekolah agama (madasah, sekolah umum, dan perguruan tinggi tinggi). Di samping itu, pesantren juga menyelenggarakan pendidikan non formal berupa madarasah diniyah yang mengajarkan bidang-bidang ilmu agama saja. Pesantren juga sudah membuatkan fungsinya sebagai forum solidaritas sosial dengan menampung bawah umur dari segala lapisan masyarakat muslim dan memdiberi pelayanan yang sama kepada mereka, tanpa membedakan tingkat sosial ekonomi mereka.
Bahkan melihat kinerja dan kyainya, pesantren cukup efektif untuk berperan sebagai perekat hubungan dan pengayom masyarakat, baik pada tingkat lokal, arus kehadiran tamu kepada kyai sangat besar, dimana masing-masing tamu dengan niat yang tidak sama-beda. Ada yang ingin bersilaturahim, ada pula yang ingin berkonsultasi, meminta nasehat, memohon do’a, bertobat, dan ada pula yang ingin minta jimat untuk sugesti penagkal gangguan dalam kehidupan sehari-hari. Para kyai juga sering memimpin majlis taklim, baik atas inisiatif sendiri atau atas inisiatif panitia pengundang yang otomatis sanggup mempersembahkan pembelajaran berbangsa dan bernegara kepada masyarakat di atas nilai-nilai hakiki (kebenaran Al-Qur’an) dan asasi dengan banyak sekali bentuk, baik melalui ceramah umum atau obrolan interaktif. Oleh karenanya, tidak diragukan lagi kyai sanggup memainkan kiprah sebagai biro pembangunan  dengan memberikan pesan-pesan pembagunan dakwah-dakwahnya, baik secara ekspresi dan tindakan (uswah hasanah).
melaluiataubersamaini banyak sekali hal yang potensial dimainkan oleh pesantren diatas, sanggup dikemukakan bahwa pesantren mempunyai tingkat integritas yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya, sekaligus menjadi referensi moral (reference of morality)  bagi kehidupan masyarakat umum. Fungsi-fungsi ini akan tetap terpelihara dan efektif mabadunga para kyai pesantren sanggup menjaga independensi dari intervensi ”pihak luar”

0 komentar

Posting Komentar