Pengertian dan Tujuan Pendidikan Akhlak
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
Pendidikan berdasarkan (Zuhairini, 2004 : 1) sanggup diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani penerima didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Oleh alasannya yaitu itu, pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam membentuk generasi muda biar mempunyai kepribadian yang utama.
Kemudian di dalam Bahasa Arab, terdapat tiga istilah yang dipergunakan untuk menyebut kata pendidikan, antara lain; tarbiyat, tahzib, ta’lim, siyasat, mawa’izh, ‘adat / ta’awwud, dan tadrib (Suwito, 2004 : 35). Kata tarbiyat berasal, atau bahkan masdar dari akar kata Rabbun. Huruf “ra” dan “ba” menawarkan kepada tiga makna dasar : Pertama, memperbaiki sesuatu dan bangun diatasnya. Kedua, menekuni sesuatu dan menempati. Ketiga, menggabungkan sesuatu dengan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Makna ketiga (dari Ibnu Faris, meninggal tahun 393 H) mencakup beberapa aspek tiruana pengertian tarbiyah baik secara umum atau khusus. Tarbiyah ialah membimbing seseorang dengan memperhatikan segala apa yang menjadi urusannya dan menggabungkan tiruana aspek-aspek tarbiyah hingga ia matang dan mencapai batas kelayakan untuk dididik jiwanya, akhlaknya, akalnya, fisiknya, agamanya, rasa sosial politiknya, ekonominya, keindahannya, dan semangat jihadnya (Halim Mahmud, 2003 : 25-26). Sedangkan berdasarkan (Takariawan, Ida Nur Laila, 2005 : 13). Jika ditinjau dari tiga akar katanya, tarbiyah bisa dipahami dari tiga rangkaian diberikut. Pertama, raba-yarbu yang maknanya bertambah dan berkembang. Kedua, raboya-yarba sebagaimana wazan khafiya-yakhfa, yang bermakna tumbuh dan berkembang. Ketiga, Raba-Yarubu sesuai wazan mada-yamudu, yang berarti memperbaiki, mengurusi, mengatur, menjaga dan memperhatikan. Selanjutnya kata ta’lim diartikan pengajaran dan siyasat bisa diartikan siasat, pemerintahan, politik, atau pengaturan. ‘Adat / ta’awwud diartikan pembiasaan, dan tadrib bisa diartikan petes.
Menurut Hasan Langgulang yang dimaksud dengan pendidikan yaitu suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk membuat pola-pola tingkah laris tertentu pada bawah umur atau orang yang sedang dididik. Sedangkan berdasarkan John Dewey pendidikan yaitu sebagai suatu proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik mengangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju kearah watak insan dan insan biasa. Dan didalam Undang-undang Republik Indonesia no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional diperoleh pengertian bahwa, yang dimaksud dengan pendidikan yaitu perjuangan sadar untuk menyiapkan penerima didik melalui acara bimbingan, pengajaran, dan atau tes lagi peranannya di masa yang akan hadir (Bab 1, pasal 1 ayat 1). Dari beberapa uraian diatas sanggup dipahami bahwa, setidaknya yang dimaksud pendidikan yaitu suatu acara yang disengaja untuk sikap lahir dan batin insan menuju arah tertentu yang dikehendaki. Kata menuju arah tertentu yang dikehendaki ini akhirnya menyebabkan banyak sekali jenis pendidikan, ibarat pendidikan kewartawanan, pendidikan guru, Pendidikan Islam, Pendidikan Kristen, dan sebagainya (suwito, 2004 : 38).
Selanjutnya pengertian watak secara etimologi yaitu berasal dari bahasa arab jamak dari “ khuluk” yang artinya perangai. Dalam pengertian sehari-hari watak umumnya disamakan artinya dengan budi pekerti, kesusilaan dan sopan santun.
Adapun pengertian watak berdasarkan istilah, penulis kutipkan dari banyak sekali pendapat, yaitu:
1. Menurut Al-Ghazali watak didefinisikan sebagai diberikut :
الْخُلْقُ عِبَارَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ فِي النَّفْسِ رَاسِخَةٍ عَنْهَا تَصْدُرُوْا لاَِفْعَالَ بِسُهُوْلَةٍ وَيُسْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ اِلَى فِكْرٍ وَرِوَايَةٍ.
Artinya : “Akhlak yaitu ungkapan tentang sikap jiwa yang menyebabkan perbuatan-perbuatan dengan praktis dengan tidak memerlukan pertimbangan atau pemikiran terlebih lampau. (Djazuli, 1992 : 2).
2. Menurut A. Amin yang dinamakan watak yaitu : “kehendak yang dibiasakan artinya bahwa kehendak itu bisa membiasakan sesuatu, maka kebebasan itu dinamakan watak (Amin, 1975 : 62).
3. Menurut Ibnu Miskawah yaitu :
حَالُ النَّفْسِ دَاعِيَّةُ لَهَا اَفْعَالَهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَرِوَايَةٍ
Artinya : “Akhlak yaitu sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih lampau) (Zainuddin, 2004 : 4).
4. Menurut Barmawaie Umari Akhlak yaitu : “Penentuan batas antara baik dan buruk, teruji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan insan lahir dan batin.
5. Menurut Muhammad bin Ali Asy-Syariif Al-Jurjani.
”Akhlak yaitu istilah bagi sesuatu sifat yang tertanam besar lengan berkuasa dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan praktis dan enteng, tanpa perlu berfikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir perbuatan-perbuatan yang indah berdasarkan nalar dan syari’at, dengan gampang, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhal yang baik. Sedangkan jikalau darinya terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan watak yang buruk.”
6. Menurut Ahmad bin Mushthafa (Thasy Kubra Zaadah) watak yaitu :
Ilmu yang darinya sanggup diketahui jenis-jenis keutamaan dan keutamaan itu yaitu terwujudnya keseimbangan antara tiga kekuatan, yaitu : kekuatan itu yaitu kekuatan marah, kekuatan syahwat.
7. Menurut Muhammad bin Ali Al-faruqi At-Tahanawi watak yaitu keseluruhannya kebiasaan, sifat alami, agama dan harga diri.
Kemudian dia berkata bahwa watak terbagi atas hal diberikut ini :
- Keutamaan, yang ialah dasar bagi apa yang sempurna.
- Kehinaan, yang ialah dasar bagi apa yang kurang.
- Dan selain keduanya yang menjadi dasar bagi selain kedua hal itu (Mahmud, 2004 : 32, 33, 34).
8. Versi Ja’ad Maulana (Zahruddin, dkk, 24 : 6)
Beliau membuktikan bahwa ilmu watak itu sanggup didiberikan pengertian sebagai diberikut :
a. Ilmu yang menyidik perjalanan hidup insan di muka bumi ini dan mempergunakan sebagai norma atau ukuran untuk mempertimbangkan perbuatan, perkataan dan hal ikhwal insan dalam hidup mereka dan membuktikan bagi mereka, bagaimana kewajiban mereka dalam hidup, bukan bagaimana mereka hidup.
b. Ilmu yang menyidik gerak jiwa manusia, apa yang dibiasakan mereka dari perbuatan dan perkataan dan menyingkap hakikat baik dan buruk.
Dari beberapa pendapat diatas maka sanggup diambil suatu kesimpulan, bahwa watak tingkah laris yang menempel pada diri seseorang yang mana tingkah laris itu sudah dilakukan berulang-ulang dan terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan dan perbuatan yang dilakukan alasannya yaitu dorongan jiwa bukan paksaan dari luar.
2. Tujuan Pendidikan Akhlak
Tujuan ialah salah satu diperlukan oleh setiap insan dalam usaspesialuntuk dan setiap acara ataupun perbuatan juga niscaya mempunyai tujuan tertentu atau acara sanggup diukur sejauh mana acara tersebut sanggup mencapai tujuan.
Dalam dunia pendidikan, terbentuknya moral yang baik yaitu ialah tujuan utama alasannya yaitu pendidikan ialah proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk membuat pola-pola tingkah laris tertentu pada anak didik atau seorang yang dididik.
Memperhatikan masalah-masalah Pendidikan watak ibarat juga memperhatikan pendidikan jasmani, nalar dan ilmi. Seorang anak kecil membutuhkan fisik yang kuat, nalar yang besar lengan berkuasa dan watak yang tinggi, sehingga ia sanggup mengurus dirinya, berfikir sendiri, mencari hakekat, berkata benar, membela kebenaran, jujur dalam amal perbuatannya, mau mengorbankan kepentingan diri sendiri untuk kepentingan bersama, berpegang pada keutamaan dan menghindari sifat-sifat yang tercela.
Tujuan watak yaitu membuat insan sebagai makhluk yang tinggi dan tepat serta membedakan dengan makhluk-makhluk lainnya. Akhlak hendak menjadikan insan bertindak baik terhadap manusia, terhadap sesama makhluk dan kepada Allah Tuhan yang membuat kita.
Tujuan utama pendidikan watak dalam Islam yaitu biar insan berada dalam kebenaran dan senantiasa berada dijalan yang lurus, jalan yang sudah digariskan oleh Allah SWT. INI yang akan mengantarkan insan kepada kebahagiaan si dunia dan di akhirat.
Pendidikan watak dalam islam memang tidak sama dengan pendidikan-pendidikan moral lainnya. Karena pendidikan watak dalam islam lebih menitik beratkan pada hari esok, yaitu hari simpulan zaman beserta hal-hal yang berkaitan dengannya, ibarat perhitungan anal, pahala, dan dosa. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jikalau perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam peluang kali ini, secara umum akan dijabarkan hal-hal yang termasuk watak terpuji.
- Mencintai tiruana orang, ini tercermin lewat perkataan dan perbuatan.
- Toleran dan memdiberi kegampangan kepada sesama dalam tiruana urusan transaksi, ibarat jual beli dan sebagainya.
- Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat dan tetangga tanpa harus diminta terlebih lampau.
- Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, dan tiruana sifat yang tercela.
- Tidak kaku dan bersikap keras dalam diberinteraksi dengan orang lain.
- Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji
melaluiataubersamaini terlaksananya hal-hal diatas, maka tercapailah maksud dari training watak Islam bagi seseorang.
Selanjutnya tujuan pendidikan watak berdasarkan para hebat yaitu sebagai diberikut :
1. M. Ali Hasan mengemukakan, bahwa tujuan pokok watak yaitu setiap orang berbudi pekerti (berakhlak), bertingkah laku, berperangai atau beradat istiadat yang baik sesuai dengan aliran Islam (Hasan, Ali : 11).
2. Menurut Barmawai Umary mengemukakan, bahwa tujuan ilmu watak yaitu supaya perhubungan kita dengan Alloh dan dengan sesama makhluk tetap terpelihara dengan baik dan harmonis.
3. Sedang berdasarkan M. Athiyah Al-Abrasyi, mengemukakan bahwa tujuan pendidikan moral dan watak ialah untuk membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, jujur dan suci.
4. Tujuan pendidikan watak berdasarkan Ibnu Miskawaih yaitu terciptanya insan yang berperilaku Ketuhanan. Perilaku ibarat ini muncul dari nalar ketuhanan yang ada dalam diri insan secara impulsif (Suwito, 2004 : 119).
5. Menurut Ali Hasan (1998) bahwa tujuan pokok watak yaitu biar setiap orang berbudi (berakhlak) bertingkah laris (tabiat); perangai.
6. Adapun tujuan pengajaran watak secara spesifik berdasarkan (Thoha, 99 : 136) adalah:
a. Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik.
b. Memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri berpegang pada watak mulia dan membenci watak rendah.
c. Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai emosi, tahan menderita dan sabar.
d. Membimbing siswa ke arah sikap yang sehat yang sanggup memmenolong mereka diberinteraksi sosial yang baik, mengasihi kebaikan untuk orang lain, suka menolong, akung kepada yang lemah dan menghargai orang lain.
e. Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik di sekolah maupun diluar sekolah.
f. Selalu tekun diberibadah dan mendekatkan diri kepada Alloh dan bermu’amalah yang baik.
Disamping hal-hal diatas, pendidikan watak juga mempunyai tujuan-tujuan lain diantaranya (Mahmud, 2004 : 166) :
1. Mempersiapkan manusia-manusia yang diberiman yang selalu berinfak saleh. Tidak ada sesuatupun yang menyamai amal saleh dalam mencerminkan watak mulia ini. Tidak ada pula yang menyamai watak dalam mencerminkan keamanan seseorang kepada Alloh dan konsistensinya kepada Manhaj Islam.
2. Mempersiapkan insan diberiman dan saleh yang menjalankannya sesuai dengan aliran Islam; melaksanakan apa yang diperintahkan agama dan meninggalkan apa yang diharamkan; menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk, tercela, dan mungkar.
3. Mempersiapkan insan diberiman dan saleh yang bisa diberinteraksi secara baik dengan sesamanya, baik dengan orang muslim maupun non muslim. Mampu bergaul dengan orang-orang yang ada disekelilingnya dengan mencari ridho Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-Nya dan petunjuk-petunjuk Nabi-Nya. melaluiataubersamaini tiruana ini sanggup tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup untuk manusia.
4. Mempersiapkan insan diberiman dan saleh yang bisa dan mau mengajak orang lain ke jalan Alloh, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan berjuang Fii Sabilillah demi tegaknya agama Islam.
5. Mempersiapkan insan diberiman dan saleh yang mau merasa besar hati dengan persaudaraan sesama muslim dan selalu mempersembahkan hak-hak persaudaraan tersebut, mengasihi dan membenci spesialuntuk alasannya yaitu Alloh, dan sedikitpun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama dia berada di jalan yang benar.
6. Mempersiapkan insan diberiman dan saleh yang merasa bahwa dia yaitu bab dari seluruh umat Islam yang berasal dari banyak sekali daerah, suku dan bangsa atau insan yang siap melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat Islam selama dia mampu.
7. Mempersiapkan insan diberiman dan saleh yang merasa besar hati dengan loyalitasnya kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya panji-panji Islam di muka bumi atau insan yang rela mengorbankan harta, kedudukan, waktu dan jiwanya demi tegaknya syari’at Alloh.
Demikianlah, secara ringkas citra tentang tujuan-tujuan pendidikan watak dalam Islam. Peran watak Islam ini sangatlah besar bagi manusia, alasannya yaitu ia cocok dengan realitas kehidupan mereka dan sangat penting dalam mengantarkan mereka menjadi umat yang mulia di sisi Alloh.
Secara garis besar, pendidikan watak Islam ingin mewujudkan masyarakat diberiman yang senantiasa berjalan diatas kebenaran. Masyarakat yang konsisten dengan nilai-nilai keadilan, kebaikan, dan musyawarah. Disamping itu, pendidikan Islam juga bertujuan membuat masyarakat yang berwawasan, demi tercapainya kehidupan insan yang berlandaskan pada nilai-nilai humanisme yang mulia.
0 komentar
Posting Komentar