Sabtu, 23 Februari 2019

Pengertian Cooperative Learning Secara Bhasa Dan Istilah

Pengertian Cooperative Learning Secara Bhasa dan Istilah
Cooprative Learning berasal dari dua kata, yaitu “Cooperative” yang berarti kerjasama dan “Learning” yang berarti mempelajari. (John M. Echols 1995: 147,352). Kaprikornus metode Cooperative Learning yaitu suatu metode berguru secara kelompok atau kerjasama secara gotong royong.
Falsafah yang mendasari metode pembelajaran bahu-membahu (Cooperative Learning) dalam pendidikan yaitu falsafah “Homo Homini Socius”. Falsafah ini menekankan bahwa insan yaitu makhluk social, maka kerjasama ialah kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerjasama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah.
Menurut Imansjah Alipandie (1984 : 93) metode Cooperative Learning atau yang lebih dikenal dengan berguru secara gotong royong  yaitu cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan membentuk kelompok kerja dari kumpulan beberapa orang siswa untuk mencapai suatu tujuan pelajaran tertentu secara gotong royong.

Metode bahu-membahu ini sangat sempurna dipakai dalam beberapa keadaan, yaitu apabila :
1.      Kelas mempunyai alat atau masukana yang sangat terbatas
2.      Terdapat perbedaan kemampuan individual belum dewasa dalam belajar
3.      Terdapat perbedaan kemampuan individual belum dewasa dalam minat belajar
4.      Beberapa unut pekerjaan perlu diselesaikan dalam waktu yang bersamaan, atau kalau pekerjaan lebih sempurna untuk diperinci sehingga kelas sanggup dibagi dalam beberapa kelompok. (Imansjah Alipandie 1984 : 92)
Ironisnya, metode ini  belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat bahu-membahu dalam kehidupan bermasyarakat, kebanyakan para pengajar enggan menerapkan metode ini sebab beberapa alasan. Pertama,  kehawatiran akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak akan belajar. Kedua, banyak siswa merasa tidak bahagia disuruh berhubungan dengan kawannya yang lain. (Anita Lea 2002 : 27)
Roger dan Davidson  (2002 : 28) menyatakan bahwa tidak tiruana kerja kelompok bisa dianggap sebagai berguru secara Cooperative Learning. Dan untuk mencapai hasil yang terbaik, perlu diterapkan lima unsur pembelajaran gotong royong, yaitu :
1)      Saling ketergantungan positif
2)      Tanggung balasan perseorangan
3)      Tatap muka
4)      Komunikasi antar anggota

5)      Evaluasi proses kelompok

0 komentar

Posting Komentar