Jumat, 15 Februari 2019

Manfaat Administrasi Qalbu


A.    Manfaat Manajemen Qalbu
Berpijak pada konsep Manajemen Qalbu di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa administrasi Qalbu sanggup memdiberi manfaat bagi kelangsungan hidup manusia. Di dalam konsep Manajemen Qalbu, setiap keinginan, perasaan atau dorongan apapun yang keluar dari dalam diri seseorang akan tersaring niatnya sehingga melahirkan suatu kebaikan dan kemuliaan serta penuh dengan manfaat. Tidak spesialuntuk bagi kehidupan dunia, tetapi juga untuk kehidupan darul abadi kelah. Lebih dari itu, dengan pengelolaan hati yang baik, maka seseorang juga sanggup merespons segala bentuk agresi atau tindakan dari luar dirinya – baik  itu nyata maupun negatif – secara proporsional. Respons yang  terkelola dengan sangat baik ini akan membuat reaksi yang dikeluarkannya menjadi nyata dan jauh dari hal-hal mudharat. melaluiataubersamaini kata lain, setiap acara lahir dan batinnya sudah tersaring sedemikian rupa oleh proses Manajemen Qalbu. Karena itu, yang muncul spesialuntuklah satu, yaitu perilaku yang penuh kemuliaan dengan pertimbangan nurani yang tulus. melaluiataubersamaini demikian, sanggup diambil sebuah kesimpulan bahwa melalui konsep Manajemen Qalbu, seseorang bisa diarahkan semoga menjadi sangat peka dalam mengelola sekecil apapun potensi yang ada dalam dirinya sendiri maupun makhluk Allah lainnya. Lebih dari itu, sanggup memdiberi kemaslahatan di dunia juga di darul abadi kelak (Gymnastiar, 2004 : xvii – xviii)

Qalbu ialah penentu dalam kehidupan pribadi manusia, kemana arah Qalbu maka ke sana pulalah arah kehidupan yang lain dikala Qalbu terarah menuju Allah maka yang lainnya akan menuju ke Allah pula. Apabila Qalbunya menyimpang, maka yang lainnya menyimpang pula (Islam, Mubaroq, 2002 : 4).
Kebahagiaan ialah dambaan setiap manusia, siapapun, dimanapun dan pada masa kapanpun. Tidak ada insan yang tidak ingin bahagia, maka banyak jalan yang ditempuh-nya untuk meraih kebahagiaan. Namun bergotong-royong kunci dari ketentraman hidup yaitu dengan pengendalian hati, alasannya yaitu tidak ada penderitaan dalam hidup ini, kecuali orang yang membuat dirinya sendiri menderita. Tidak ada kesusahan sebesar dan seberat apapun di dunia ini, kecuali hasil dari buah pikiran sendiri.
melaluiataubersamaini hati yang membersihkan insan akan bisa mencicipi kebahagiaan dan keindahan hidup yang hakiki. Karena suasana kehidupan dengan bening hati akan selalu mengkonsulkan segala acara hidupnya dengan indera perasaan (kebenaran) dan bunyi hati nuraninya. Tidak bisa dipungkiri, kadang-kadang insan selalu diliputi oleh perasaan iri, dengki, hasad dan lain-lain terhadap sesamanya. Penyakit hati itulah penyebab kotornya hati kita. Dan kekotoran hati ita yang membuat dunia luas yang kita tempati ini serasa sempit menghimpit. Seakan tidak ada lagi kebahagiaan di hati ini. Kekotoran hati pulalah yang menimbulkan kita selalu hidup dalam penderitaan (Manajemen Qalbu, 2002 : 4, 6, 8)
Jika seseorang hatinya membersihkan (dalam hal ini bisa dibentuk membersihkan oleh diri orang itu), maka ia akan menjadi “pusat” segala acara di bumi. Seluruh perhatian orang, baik orang yang suka berbisnis, orang yang suka berdakwah, ia akan menyedot orang yang suka menyebarkan SDM, maupun siapa saja. Orang yang hatinya sanggup dibentuk membersihkan, secara otomatis akan membuat geraknya mempunyai magnet luar biasa. Kata-katanya akan meyakinkan lawan bicaranya. Sikapnya akan mengatakan sebuah keadaan bahwa spesialuntuk ridha Allah yang diharapkan. Akal pikiran spesialuntuk akan memikirkan hal-hal yang baik dan bermanfaa. Akal pikiran kemudian terus membuka dirinya untuk terus maju dan mereguk pengetahuan yang membuat orang yang mempunyai akan pikiran ibarat ini akan tidak dipusingkan oleh iri hati, dengki dan sombong. Hatinya yang membersihkan membuat percepatan luar biasa bagi perkembangan nalar pikiran tersebut. Seseorang yang membersihkan hatinya akan memperhatikan dirinya semoga senantiasa menguntungkan orang lain. Seseorang  yang bisa memahami dan kemudian menyebarkan dirinya lewat hati yang membersihkan, akan senantiasa mengatakan seluruh gerakan atau perannya untuk mendapat Ridha Allah SWT. Tidak ada yang ditujunya kecuali Allah SWT. Setiap hari, bahkan setiap detik, perbaikan diri yang dilandasi oleh kemembersihkanan hati senantiasa diterbangkan untuk menuju Allah. Hanya Allah-lah yang mengisi hari-harinya. Hanya Allah-lah yang senantiasa mengatur gerak-gerik dirinya. Hanya Allah-lah yang kemudian berhak memilih akan menjadi apa dirinya (Gymnastiar, 2003 : 227 – 230).

0 komentar

Posting Komentar