Kamis, 14 Februari 2019

Hubungan Watak Dengan Administrasi Qolbu


A.    Hubungan Akhlak melaluiataubersamaini Manajemen Qolbu
Akhlak ialah pondasi yang kokoh bagi terciptanya hubungan baik antara hamba dan Allah SWT (Hablumminallah) dan antar sesama (Hablumminannas). Akhlak yang mulia tidak lahir menurut keturunan atau terjadi secara tiba-tiba, akan tetapi, membutuhkan proses panjang. Yakni melalui pendidikan akhlak. Banyak sistem pendidikan akhlak, moral atau etika yang ditawarkan oleh Barat, namun banyak juga kelemahan dan belum sempurnanyanya. Karena memang berasal dari insan yang ilmu dan pengetahuannya sangat terbatas.
Sementara pendidikan budpekerti yang mulia yang ditawarkan oleh Islam tentunya tidak ada belum sempurnanya apalagi kerancuan di dalamnya. Mengapa ? Karena berasal pribadi dari Al Khalik Allah SWT, yang disampaikan melalui Rasulullah Muhammad SAW, dengan Al Qur’an dan Sunnah kepada umatnya. Rasulullah SAW sebagai Uswah, Qudwah dan insan terbaik selalu mendapat tarbiyah “Pendidikan” pribadi dari Allah melalui Malaikat Jibril. Sehingga dia bisa dan berhasil mencetak para sobat bersahabat menjadi sosok-sosok insan yang mempunyai Izzah di hadapan umat lain dan budpekerti mulia di hadapan Allah.
Manajemen Qalbu ialah suatu upaya yang terus menerus untuk melatih menata hati (Qalbu) sehingga Qalbu itu mempunyai sifat yang hanif (lurus), dan tentu saja mengakibatkan niat ibadah sebagai landasan dalam melaksanakan perbuatan apapun. (Majalah Manajemen Qolbu, 2002 : 25)
Manusia bukanlah roh saja, atau bukan juga sepotong jasmani. Keduanya yakni satu dalam satu manusia. Apakah yang akan jadi akhir bila kita mempunyai satu pikiran dalam hati kita? Pikiran itu tentu akan mempunyai imbas pada jasmani manusia. Karena insan tahu bahwa ia berbuat salah, dan berbuat salah itu berupa sebagai beban dalam hatinya, dengan sendirinya pengertian kesalahan itu akan mempunyai akhir dalam rasa perasaan manusia. Ia bersalah, salah mempunyai hukuman (tuntutan pembalasan), dari itu timbul rasa takut dalam diri manusia. Rasa takut alasannya yakni tiap kesalahan batin pada hakikatnya akan mengingatkan kita kepada pencipta aturan alam yang tertanam dalam hati sanubari manusia, dari itu insan merasa takut alasannya yakni sudah berbuat yang berperihalan dengan kehendak pembuat aturan kodrat insan (Salam, 2000 : 128)
Peranan yang dibawa oleh hati nurani insan sebelum perbuatan ialah memdiberi nasehat bagi manusia. Nasehat itu sanggup faktual dan sanggup pula negatif. Positif akan tampak bila perbuatan itu juga faktual bentuknya. Perbuatan yakni faktual bila selaras dengan alam kodrat manusia. melaluiataubersamaini sendirinya yakni faktual alasannya yakni selaras, cocok, sejalan, mirip dengan bentuk alam kodrat manusia. perihalan tentu akan berwujud tindakan yang negatif, alasannya yakni tidak akan membawa konstruksi kepada perkembangan alam insan akan tetapi destruksi, dan destruksi yakni suatu hal yang negatif. Nasehat faktual akan berbunyi berbuatlan nasehat negatif akan berbunyi : Janganlah kamu berbuat ! Makara nasehat akan berupa suatu perintah halus atau larangan tidakboleh hingga berbuat (Salam, 2000 : 130).
Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa bahwasanya budpekerti bergantung pada Qalbu. Qalbu yang baik melahirkan budpekerti yang baik, Qalbu yang jelek melahirkan budpekerti yang buruk. Artinya Qalbu ialah kunci dari budpekerti seseorang dan budpekerti ini yang menetukan kemampuan seseorang untuk menuntaskan setiap persoalan yang hadir. Qalbu yang hanif (lurus, baik) mustahil tercipta tanpa iman, ilmu dan tes. Salah satunya yakni dengan Manajemen Qalbu.

0 komentar

Posting Komentar