. Tata Teknik Berpuasa
Mengingat puasa ialah satu-satunya ibadah yang tidak sanggup dimasuki riya’, alasannya ialah tiada orang yang mengetahuinya kecuali Allah SWT, maka ada beberapa hal yang diperhatikan dalam menjalankan puasa, yang pada alhasil sanggup diperoleh hakekat dan manfaat puasa yang terkandung didalamnya. Adapun beberapa hal tersebut antara lain ;
a. Hal-hal yang menyempurnakan puasa dan budbahasa berpuasa
Orang yang berpuasa sanggup tepat apabila melaksanakan hal-hal yang disunahkan sebagai diberikut (Wahbah Al-Zuhayly, 1996) ;
1. Sahur, meskipun spesialuntuk sedikit, contohnya seteguk air. Sahur sunah dilakukan pada selesai malam. Sahur dimaksudkan untuk menguatkan fisik saat berpuasa.
Sahur disunahkan menurut hadits diberikut ;
Pertama, hadits yang diriwayatkan dalam kitab Ash-Shahihain ;
ﺔﻜﺭﺑ ﺭﻮﺤﺴﻟﺍ ﻰﻔ ﻥﺎﻔ ﺍﻮﺭﺤﺴﺘ
Artinya : “Bersahurlah kalian, alasannya ialah dalam sahur terdapat berkah”
Kedua, hadits yang diriwayatkan oleh Al-Hakim, dalam kitab shahihnya ;
ﻝﻴﻟﻟﺍ ﻡﺎﻴﻗ ﻰﻟﻋ ﺭﺎﻬﺌﻟﺍ ﺔﻟﻴﻟﻗﺑﻮ ﺭﺎﻬﺌﻟﺍ ﻡﺎﻴﺼ ﻰﻟﻋﺭﻮﺤﺴﻟﺍ ﻡﺎﻌﻃﺑ ﺍﻮﻧﻴﻌﺘﺴﺍ
Artinya : “Mintalah pertolongan (tambahan kekuatan) dengan makanan
sahur untuk berpuasa pada siang hari. Dan (mintalah pertolo –
ngan) dengan menyedikitkan siang hari untuk bangun pada
malam hari”.
Disamping itu, sahur – sunah diakhirkan – selama tidak diragukan akan bersamaan dengan terbit fajar – menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad diberikut ;
ﺭﻮﺤﺴﻟﺍﺍ ﻮﺮﺧﺍﻮ ﺮﻃﻔﺘﺍﺍ ﻮﻟﺟﻋﺎﻤ ﺮﻴﺧﺑ ﻲﺘﻤﺍ ﻝﺍﺯﺘﻻ
Artinya : “ Umatku selalu berada dalam kebaikan selama mereka menye –
gerakan berbuka dan mengahirkan sahur”.
2. Menyegerakan berbuka saat diyakini bahwa matahari sudah tenggelam. Berbuka disunahkan dengan kuliner basah, kurma, manisan atau air. Makanan tersebut berjumlah ganjil, tiga atau lebih. Menyegerakan berbuka disunahkan menurut hadits diberikut ;
(ﺩﻌﺴ ﻥﺑﺍ ﻝﻬﺴ ﻥﻋ ﻪﻴﻟﻋﻕﻔﺘﻤ) ﺓﺮﻃﻔﻟﺍ ﺍﻮﻟﺟﻋﺎﻤ ﺮﻴﺧﺑ ﺱﺎﺌﻟﺍ ﻝﺍﺯﻴ
Artinya : “Manusia selalu berada dalam kebaikan selama mereka menye-
gerakan berbuka”.
3. Berdo’a setelah berbuka dengan do’a-do’a ma’tsur. Bagi orang yang sedang berpuasa disunahkan berdo’a, alasannya ialah do’anya orang yang sedang berpuasa tidak ditolak. Pernyataan ini menurut hadits diberikut
Artinya : “Bagi orang yang berpuasa dan berdo’a ketika berpuasa, do’anya
tidak ditolak” (H.R. Ibnu Majah dari Abdullah Ibnu Umar)
- Memdiberi kuliner untuk berbuka bagi orang-orang yang berpuasa. Hal ini sanggup dilakukan kendatipun dengan sebiji kurma, seteguk air, atau yang lainnya. Sudah barang tentu yang lebih tepat ialah memdiberi kuliner yang mengenyangkan. Pendapat ini didasarkan pada hadits diberikut
Artinya :“Barang siapa memdiberi makanan untuk berbuka kepada orang
yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang
berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikit
pun”. (H.R. Turmidzi).
- Mandi dari janabah, dari haid, atau dari nifas sebelum fajar. Hal ini dimaksudkan semoga seseorang berada dalam keadaan suci semenjak permulaan siang.
- Menahan pengecap dan anggota tubuh dari pembicaraan dan perbuatan yang berlebih-lebihan yang tidak menjadikan dosa. Adapun menahan diri dari hal-hal yang diharamkan, contohnya ghibah, mengadu domba dan berdusta, maka hal itu sangat ditekankan untuk dihindari dalm bulan ramadhan. Menahan diri dari yang dilarang-Nya ialah wajib sepanjang zaman, dan melakukannya ialah haram pada setiap peluang. Nabi SAW bersabda:
Artinya :“Barang 0siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta
sebaliknya dia malah melakukannya, maka Allah tidak mem-
butuhkan kuliner dan minuman yang ditinggalkannya”.
- Meninggalkan syahwat yang dibolehkan yang tidak membatalkan puasa.
Misalnya, mencari kesenangan syahwat melalui pendengaran, penglihatan, perabaan atau penciuman, contohnya mencium wewangian, memegang dan melihatnya kemudian menciumnya.
- Berlapang dada terhadap keluarga, berbuat baik kepada kerabat dan memperbanyak sedekah kepada fakir miskin. Hal ini menurut hadits yang terdapat dalam Ash-Shahihain diberikut:
Artinya : “Rasulullah SAW ialah orang yang paling gemar memberi dengan keba –
ikan, kedermawanannya itu lebih (tampak) lagi dalam bulan rama -
dhan saat dijumpai jibril”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
- Menyibukkan diri dengan ilmu pengetahuan, membaca dan menpenghasilan Al-Qur’an, serta memperbanyak zikir dan membaca shalawat kepada Nabi SAW. Hal ini didasarkan pada hadits Nabi dalam Ash-Shahihain sebagai diberikut :
Artinya: “Jibril Menemui nabi SAW pada setiap malam bulan ramadhan. Dia
mengajak menpenghasilan Al-Qur’an”. (H.R. Bukhari dan Muslim)
7. Melakukan I’tikaf, Hal ini dianjurkan alasannya ialah I’tikaf ialah ibadah yang lebih menjaga diri dari hal-hal yang diperintahkan, misal dalam bulan ramadhan I’tikaf dilakukan dalam rangka memperoleh malam lailatul qadar. sepertiyang hadits yang diriwayatkan oleh muttafaq ‘alaih dari Aisyah :
Artinya : “Apabila Nabi SAW memasuki sepuluh dari terakhir bulan ramadhan, dia menghidupkan malam, membangunkan keluarganyadan mengencangkan sarungnya “.
0 komentar
Posting Komentar