Kamis, 14 Februari 2019

Pendekatan Dan Metode Dalam Membuat Kedisiplinan

Pendekatan dan Metode Dalam Menciptakan Kedisiplinan
            Ada beberapa pendekatan yang sanggup dipakai dalam membuat kedisiplinan. Oleh alasannya ialah permasalahan dan situasi dalam dunia pendidikan senantiasa berubah-ubah, maka guru dituntut untuk menguasai aneka macam pendekatan. Tidak ada suatu pendekatan yang cocok untuk tiruana situasi, dan setiap pendekatan mempunyai kelemahan dan keampuhannya masing-masing. Pandangan diktatorial meliat pengelolaan kelas semata-mata sebagai upaya untuk menegakkan tata tertib.
melaluiataubersamaini aneka macam cara siswa diarahkan untuk mematuhi segala tata hukum yang berlaku di lingkungannya dan sedapat-dapatnya dihindarkan dari pelanggaran sekecil apapun.

 Pendekatan dan Metode Dalam Menciptakan Kedisiplinan Pendekatan dan Metode Dalam Menciptakan Kedisiplinan

Sedangkan pandangan permisif memusatkan perhatian pada perjuangan untuk meterbaikkan kebebasan siswa. Semua siswa didiberi peluang untuk melaksanakan apa saja yang dikehendaki dalam lingkungannya. Siswa mencar ilmu dari apa yang dilakukannya dengan melihat kemanfaatan dan kemadaratannya, yang pada risikonya beliau sanggup memilih suatu sikap yang berarti bagi dirinya.
Kedua pandangan ini bagaikan dua sisi yang sangat berlainan. Suatu disiplin yang ketat dan kaku, tanpa disadari makna dan hakikatnya, spesialuntuk akan menumbuhkan kepatuhan yang tiruan dan pada suatu ketika jiwa siswa akan berontak atau frustasi. Kebebasan yang tanpa batas akan terperosok ke dalam kegagalan atau siswa terlalu mendewakan kata hati mereka. Perpaduan kedua pandangan tersebut sanggup kita pandang sebagai penyempurnaan dari keduanya. Kapan dan dalam hal apa siswa harus tunduk kepada tata hukum yang sudah disusun untuk membentuk pola sikap yang diharapkan, dan kapan serta dalam hal apa siswa didiberi kebebasan untuk membuat dan memilih hukum sendiri sebagai pengembangan tabiat kemandirian. Pribadi yang mempunyai dasar-dasar dan bisa menyebarkan disiplin diri menurut pola nilai moral. Sehubungan dengan itu disiplin diri dibangun dari asimilasi dan penggabungan nilai moral untuk diinternalisasi oleh subyek didik sebagai dasar-dasar untuk mengarahkan perilakunya. Orang bau tanah sanggup merealisasikannya dengan cara membuat situasi dan kondisi yang dihayati oleh bawah umur supaya mempunyai dasar-dasar dalam menyebarkan disiplin diri. Dan upaya ini berarti orang bau tanah sudah merealisasikan pelaksanaan UU No.11 Tahun 1989 wacana Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang sebut : Pendidikan dalam keluarga mempersembahkan iman agama, nilai budaya yang mencakup beberapa aspek nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan, dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarga yang bersangkutan. Anak yang berdisiplin diri mempunyai keteraturan diri menurut UUSPN di atas, artinya tanggung balasan orang bau tanah ialah mengupayakan supaya anak berdisiplin diri untuk melaksanakan korelasi dengan Tuhan yang menciptakannya, dirinya sendiri, sesama insan dan lingkungan alam serta mahluk hidup lainnya menurut nilai moral.
            Bernhard menyatakan bahwa tujuandisiplin ialah mengupayakan pengembangan minat anak menjadi insan yang baik, yang akan menjadi teman dekat, tetangga, dan masyarakat negara yang baik.

Salah satu upaya yang esensial maknanya ialah mengundang bawah umur untuk mengaktifkan diri dengan nilai-nilai moral untuk mempunyai dan menyebarkan dasar-dasar disiplin diri. Dan demikian menunjukkan perlu adanya posisi dan tanggung balasan dari orang tua. Karena orang bau tanah berkewajiban meletakkan dasar-dasar disiplin diri kepada anak, sekolah dan masyarakat dikembangkan disiplin diri itu. Disiplin diri ialah substansi esensial di masa global untuk dimiliki dan dikembangkan oleh anak alasannya ialah dengannya ia sanggup mempunyai kontrol internal untuk berperilaku yang senantiasa taat moral. melaluiataubersamaini demikian anak tidak hanyut oleh arus globalisasi tetapi sebaliknya ia bisa mewarnai dan mengakomodasi.27

Tipe yang paling efektif untuk mendisiplinkan anak, termasuk penerapan pendekatan yaitu : 28
a.       Pendekatan Positif ialah pendekatan yang arahnya kepada hal yang baik.
misal : Teladan, Bujukan/ kebanggaan dan Hadiah
b.      Pendekatan Negatif ialah pendekatan yang arahnya kepada hal yang buruk.
       misal : Hukuman
1.      Menghasilkan / menjadikan suatu harapan perubahan / pertumbuhan pada anak.
2.      Tetap terpelihara harga diri anak
3.      Tetap terpelihara suatu korelasi yang rapat antara orang bau tanah dengan anak.
Sedangkan disiplin yang tidak efektif ialah salah satu problem terbesar dalam keluarga yang mempunyai anak susah. Terletak pada kekaburan sikap yang menurut tabiat dan sikap yang tidak menurut tabiat dan ketidak mampuan memperlakukan kedua jenis sikap ini dengan cara yang tidak sama. Akhirnya dalam melaksanakan pendisiplinan yang efektif dengan anak yang susah, usahakan untuk tidak bertindak pada ketika suasana masih gerah.
Dalam buku Ilmu Pendidikan, Drs. Sudirman N,dkk sebut beberapa pendekatan dam membuat disiplin kelas yang efektif, antara lain 

0 komentar

Posting Komentar