Sabtu, 23 Februari 2019

Metode Training Adat Remaja

Metode Pembinaan Akhlak Remaja


    Kedudukan suatu metode dalam dunia pendidikan dan training ialah sangat penting sekali, alasannya tanpa adanya metode yang tepat maka tujuan dari pendidikan itu tidak akan berhasil dengan baik.

    Menurut Drs. Ahmad. D. Marimba ada dua jenis pendekatan metode yakni mencakup :
    a.       Metode Langsung
    Adalah mengadakan korelasi pribadi secara pribadi dan kekeluargaan dengan individu yang bersangkutan. Metode secara pribadi ini dibedakan menjadi lima, diantaranya ialah :
    1)      Teladan
    Tingkah Laku, cara berbuat dan berbicara akan di tiru oleh anak (ingat dorongan menggandakan dan perkenaan). melaluiataubersamaini pola ini, timbulah tanda-tanda identifikasi positive, ialah penyamana diri dengan orang yang ditiru. Identifikasi positive itu penting sekali dalam pembentukan kepribadian.
    Seperti dikatakan diatas, nilai-nilai yang dikenal si anak masih menempel pada orang-orang yang disenaginya dan dikaguminya, jadi pada oramg-orang dimana ia diberinditifaksi.
    INI salah satu proses yang ditempuh anak dalam mengenal nilai. Sesuatu itu disebutkan baik lantaran juga oleh ayah, ibu atau guru.
    2)      Anjuran, suruhan dan perintah
    Kalau dalam pola anak sanggup melihat, maka dalam proposal dsb. Anak mendengar apa yang harus dilakukan. Suruhan, proposal dan perintah ialah alat pembentuk disiplin secara positive. Disiplin perlu dalam pembentukan kepribadian, terutama lantaran akan menjadi disiplin sendiri, tetapi sebelum itu perlu lebih lampau ditanamkan disiplin dari luar.
    3)      Latihan-tes
    Tujuannya ialah untuk menguasai gerakan-gerakan dan menghafal ucapan-ucapan (pengetahuan). Dalam melaksanakan ibadat kesempurnaan gerakan dan ucapan ini penting artinya.
    Latihan juga sanggup menanamkan sifat-sifat yang utama, contohnya kemembersihkanan, keteraturan dan sebagainya. Latihan membawa anak ke arah bangkit sendiri (tidak usah selalu dimenolong oleh orang lain). Latihan membawa kepuasan bagi sianak, dengan memperhatikan hasil-hasil latispesialuntuk, dan sanggup memdiberi dorongan untuk melaksanakan yang lebih baik (self competition).
    4)      Hadiah dan sejenisnya
    Yang dimaksud hadiah, tidak usah selalu berupa barabg. Anggukan kepala dengan wajah berseri-seri, mengambarkan jempol (ibu jari) si pendidik, sudah satu hadiah. Pengaruhnya besar sekali. Memenuhi dorongan mencari perkenan, mengembirakan anak, menambah kepaercayaan pada diri sendiri. Memmenolong dalam perjuangan mengenal nilai-nilai.
    5)      Kompetisi dan kooperasi
    Diatas sudah disebutkan arti (guna) self competition, kompetisi dengan orang lain dalam arti yang sehat, contohnya perlombaan menpenghasilan  Al- Qur’An dsb. Mendorong anak berusaha lebih giat.
    Kooperasi mencakup usaha-usaha kerja bersama. Menumbuhkan rasa simpati dan oenghargaan kepada orang-orang lain, menambahkan rasa saling percaya.[1]           
    b.      Metode Tak Langsung
    Yang dimaksud dengan metode tak lagsung ialah metode yang bersifat pencegahan, peneknan pada hal-hal yang merugikan.
    1)      Koreksi dan pengawasan
    Koreksi dan pengawasan bertujuan untuk mencegah dan menjaga semoga tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
    Pengawasan tersebut sangat perlu bagi remaja, alasannya bila ada peluang cukup umur akan berbuat sesuatu yang berperihalan dengan peraturan yang ada.
    2)          Larangan
    Maksudnya ialah suatu keharusan untuk tidak melaksanakan pekerjaan yang merugikan. Misalnya larangan untuk melanggar peraturan yang ada atau yang sudah di tetapkan.
    3)          Hukuman
    Adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengaja sehingga menjadikan penyelesaian dan penyesalan[2].
    Setiap metode mengajar mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing. Semakin bisa guru (ustadz) mengurangi kelemahan dalam mempergunakan suatu metode, maka akan semakin tinggi pula efisiensi dan efektifitasnya, apalagi dalam membina pendidika pada remaja.
    Menurut Prof. Dr. H. Hadari Nawawi  ada beberapa pendekatan metode di antaranya ialah :
    a.       Metode Ceramah
    Dalam istilah  lama metode ini disebut juga metode memdiberi tahukan. Disamping itu ada yang menyebutnya metode penyampaian gosip atau metode dongeng (menceritakan)
    sepertiyang di jelaskan dalam firman surat Al-A’raaf ayat 35 sebagai diberikut :

    ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä $¨BÎ) öNä3¨ZtÏ?ù'tƒ ×@ßâ öNä3ZÏiB tbqÁà)tƒ ö/ä3øn=tæ ÓÉL»tƒ#uä   Ç`yJsù 4s+¨?$# yxn=ô¹r&ur Ÿxsù ì$öqyz öNÍköŽn=tã Ÿwur öNèd tbqçRtøts ÇÌÎÈ
    Artinya: Hai belum dewasa Adam, kalau hadir kepadamu rasul-rasul daripada engkau yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, Maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati (Q.S Al-A’raaf : 35)
                   
    Metode ceramah ini ialah metode penerangan atau penuturan secara mulut oleh guru atau ustadz kepada sejumlah anakdidik atau santri yang biasanya berlansung di dalam sebuah kelas. Guru atau ustadz ialah pihak yang aktif atau sentra acara (teacher centered). Untuk mewujudkan sentuhan pendidikan dalam memberikan bahan pelajaran (misalnya ihwal shalat, budpekerti dan lain-lain), satu-satunya alat menolong yang dipergunakan spesialuntuklah kalimat yang dituturkan secara lisan. Murid atau santri cenderung pasif. Aktivitas utama yang dilakukan ialah mendengar sevara tertib dan mencatat seperlunya pokok-pokok pelajaran yang dianggap penting.
    b.      Metode Tanya Jawab
    Dari perkataan tanya tanggapan sudah sanggup dipahami, bahwa metode ini ialah cara mengajar, yang dilakukan dengan mengajukan peertanyaan-pertanyaan untuk dijawaban. Metode ini secaera murni tidak dipertamai dengan ceramah, tetapi anakdidik atau santri sebelumya sudah didiberi tugas, membaca bahan pelajaran tertentu dari sebuah atau lebih buku. Kemudian di kelas pelajaran dilakukan dengan cara bertanya jawaban. Pertanyaan sanggup hadir dari guru ustadz, yang sudah dipersiapkan lebih lampau dan diajukan pada anakdidik atau santri di kelasnya. Sebaliknya anakdidik atau santri, sanggup juga ditugaskan membuat pertanyaan-pertanyaan pada waktu mempelajari bahan tersebut. Selanjutnya di daam kelas pertanyaan disampaikan secara lisan. Yang oleh guru atau ustadz dilemparkan lebih lampau kepada anakdidik atau santri lain untu dijawaban, sebelum dijawaban oleh guru atau ustadz apabila tidak ada yang sanggup menjawabanya.
    c.       Metode diskusi
    Metode ini sanggup juga disebut musyawarah, meskipun tolong-menolong lebih mengarah pada kepentingan rapat-rapat dan kurang tepat dipergunakan dalam proses berguru mengajar. Disamping itu lantaran pertanyaannya mengandung masalah, metode ini sanggup dikembangkan menjadi metode pemecahan duduk kasus (problem solving method)[3].
       
    melaluiataubersamaini demikian tolong-menolong banyak metode atau cara dalam training budpekerti remaja. Tentunya setiap metode mempunyai belum sempurnanya dan kelebihan masing-masing serta mempunyai daya ketepatan sesuai situasi dan kondisi dimana metode tersebut digunakan.  Demikian juga metode yang dipakai Pondok Pesantren dalam training budpekerti cukup umur tentunya memakai metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi.

    0 komentar

    Posting Komentar