Metode- metode dalam membuat kedisiplinan berdasarkan Foucault ada empat untuk mengakibatkan tubuh-tubuh yang patuh, yakni :
Seni disiplin mula-mula maju dari penyebaran dan sumbangan individu-individu ke dalam ruang yang dimaksudkan untuk memaksimumkan kegunaan, mencegah timbulnya kejahatan dan mengontrol individu. Untuk mencapai samasukan ini diharapkan beberapa metode. Pertama-tama disiplin mengenakan metode pengurungan dengan membuat batas yang menjadi pemisah antara sekelompok individu dengan segala heterogenitas lain. Pendisiplinan melalui pengurungan ini juga megampangkan pemimpin untuk mempersembahkan laporan terkena keadaan bawahannya. Pengurungan ini disertai dengan penertiban waktu. melaluiataubersamaini demikian banyak sekali tindak menyimpang ibarat : hadir terlambat, membolos sanggup dicegah. Hal ini ialah metode kontrol gres yang meningkatkan dan memusatkan kekuatan produksi.
Tehnik pengurungan ibarat di atas belum mencukupi bagi suatu mesin disiplin, maka selanjutnya disiplin menerapkan cara penyebaran individu dengan jalan menempatkan individu pada daerah masing-masing. melaluiataubersamaini demikian komunikasi yang berbahaya antar individu sanggup dicegah, kehadiran dan tidak sanggup diketahui, dan pengawasan setiap ketika terhadap masing-masing individu menjadi mungkin. Disiplin mengatur sumbangan secara analitis. Disiplin ruang menjadi seni sumbangan ke dalam setiap bab yang mungkin. Di dalam ruang yang analitis ini, bertemulah arsitektur kuno dengan metode religius dalam bentuk sel monastik yang menjamin keheningan.
Disiplin ialah suatu seni terkena tingkatan-tingkatan (ranking). Di dalam penentuan ranking yang dipentingkan yakni kesamaan kemampuan. Rangking setiap waktu berubah dan penentuannya dibuat dari ahad ke minggu, dari bulan ke bulan, dan dari tahun ke tahun. Dan menempatkannya dalam suatu jaenteng relasi-relasi, oleh balasannya di dalam disiplin masing-masing elemennya sanggup saling bertukar. Kesatuan bukan lagi dibangun berdasarkan wilayah, melainkan berdasarkan tingkatan kemampuan. Melalui pengaturan sel, daerah dan rangking disiplin membuat ruang yang kompleks secara arsitektural, fungsional, dan hirarki. Ruang semacam itu menjamin kepatuhan individu sekaligus menjamin ekonomi waktu dan bentuk badan yang lebih baik.
Foucalt memperlihatkan bagaimana disiplin juga menyentuh badan melalui kontrol acara yang dicapai dengan cara pengaturan waktu, pembentukkan ketepatan antara waktu dengan tindakan, penciptaan perilaku badan yang efisien, penciptaan kekerabatan yang efisien antara badan dan alat-alat, dan pengefektifan waktu yang meningkat terus-menerus. Jadwal yakni warisan kuno dan modelnya yang ketat diperkenalkan oleh komunitas monastik. Jadwal mempunyai tiga ciri yakni pembentukkan ritme yang teratur, penguasaan kesibukkan tertentu, dan pengaturan suatu bulat pengulangan. Ketiga ciri itu ditemukan dalam sekolah, pabrik-pabrik, dan rumah sakit. Selanjutnya badan dilatih untuk membentuk ketepatan antara waktu dengan suatu tindakan. Orang perlu dilatih utnuk mengambil perilaku duduk dan posisi tangan yang sempurna dalam menulis semoga mempunyai perilaku badan yang tepat. Foucault menyampaikan bahwa badan yang disiplin yakni prasyarat dari badan yang efisien. Hubungan anatar badan dengan banyak sekali alat yang digunakannya ditentukan oleh kekerabatan disiplin. Foucault menemukan bahwa prinsip yang ada dalam jadwal dalam bentuknya tradisional secara fundamental bersifat negatif, alasannya yakni dimaksudkan untuk menghapus ancaman pemborosan waktu. Sedangkan disiplin mengatur suatu ekonomi yang positif. Disiplin menyampaikan prinsip efektifitas penerapan waktu yang terus meningkat. Dalam disiplin orang menemukan penerapan waktu secara intensif menuju titik kecepatan dan efektifitas yang maksimum yakni dalam ketepatan yang teratur 3. Strategi Untuk Menambah Kegunaan Waktu
Menurut Foucault ada empat cara diantaranya :
a. Pembagian dalam bab yang berurutan atau paralel untuk mengatur kekerabatan waktu dengan badan dan kekuatan. Misalnya : membedakan antara waktu tes dengan waktu praktek.
b. Menyusun urutan waktu tes berdasarkan rencana yang analitis. Model mencontoh tindakan bab perbagian dalam tes diganti dengan pemdiberian dasar-dasar perilaku badan yang sederhana.
c. Membedakan waktu tes dengan waktu pengujian yang dipakai untuk mengecek hingga di mana individu menangkap materi tes, menjamin kesamaan kemajuan antar individu, dan memilah-milah kemampuan antar individu.
d. Memdiberikan tes yang sempurna bagi individu sesuai dengan tingkat-tingkat kemampuannya, senioritasnya, dan rangkingnya. Latihan dibuat dalam waktu berurutan dengan tingkat kesusahan yang terus bertambah.
Rezim disiplin menyampaikan praktek pendidikan melalui pengkhususan waktu tes, pembedaan tingkat melalui L’examen (pengujian), penyusunan jadwal petes dengan memperhatikan tingkat kesusahan yang meningkat. Ini ialah pendidikan analitis yang dibuat dengan memperhatikan detail-detail secara persis. Melalui cara-cara inilah tiruana kualitas individu ditentukan. Disiplin memecah-mecah individu yang sedang dilatih ke dalam bagian-bagian yang paling sederhana dan memilih tingkatannya melalui tahap-tahap yang diteliti.
4. Kekuatan Yang Tersusun
Disiplin dituntut untuk menyusun mesin yang memaksimumkan efeknya bukan lagi berdasarkan seni penyebaran badan atau pengaturan waktu, melainkan berdasarkan penyusunan kekuatan. Tuntutan ini dijawaban melalui beberapa cara, yakni : badan dibuat sebagai mesin multi segmentasi, menyesuaikan waktu masing-masing individu semoga menjadi maksimum, dan membuat sistem perintah yang tepat. Untuk mencapai hal itu, fungsi tes yang mengakumulasikan waktu dari setiap individu menjadi hal yang penting. Tidak ada satu bab dari waktu pun dari hidup yang tidak sanggup ditarik utnuk menyusun kekuatan yang maksimum. Sekolah menjadi mesin untuk berguru dan di situ setiap orang dari setiap tingkat, dari waktu ke waktu dimasukkan ke dalam proses yang mempunyai kegunaan dan sistem perintah sempurna itu tampak dalam tanda yang berfungsi untuk menarikdanunik perhatian anakdidik pada apa yang dikehendaki guru. Sebagai teladan : menyuruh anakdidik memperbaiki kesalahan dalam tes membaca, guru cukup mempersembahkan tanda dengan mengetuk meja sekali, dan menghentikannya cukup mengetuk meja tiga kali secara cepat tanpa perlu mengucapkan kata ulangi atau hentikan. Murid yang patuh dan terlatih dengan tanda akan cepat mereaksi gejala yang didiberikan oleh guru secara otomatis. Berdasarkan pembahasan keempat metode disiplin di atas, Foucalt menyimpulkan bahwa disiplin membuat badan dengan individualitas yang mempunyai ciri-ciri : selular (melalui tugas sumbangan ruang), organis (melalui pengaturan aktivitas), genetis (melalui pengakumulasiaan waktu), dan terkombinasi (melalui penyusunan kekuatan). Untuk mencapai hal itu disiplin menjalankan empat tehnik, yakni : mempersembahkan jadwal, mengatur gerakan, mengajukan tes, dan menyusun strategi untuk menghasilkan kombinasi kekuatan.
0 komentar
Posting Komentar