Minggu, 17 Februari 2019

Dasar Dan Tujuan Pembelajaran Al-Qur’An

Dasar dan Tujuan Pembelajaran al-Qur’an

a.       Dasar Pembelajaran al-Qur’an
Sebelum pertanda tujuan dari pembelajaran  atau belajar al-Qur’an,  maka  terlebih  lampau  dijelaskan  makna  dari  “tujuan“.  Secara etimologi, tujuan yaitu “arah“, maksud atau “haluan“.  Dalam  bahsa Arab  “tujuan“  diistilahkan  dengan  “Ghayat,  Adhaf,  Maqashid. Rumusan tersebut mengatakan tujuan mencar ilmu membaca al-Qur’an ini ialah  pengembangan  dan  penjabaran  dari  tujuan  pendidikan Islam.  Yaitu  sebuah  proses  yang  dilakukan  untuk  membuat manusia-manusia  yang  seutuhnya,  diberiman,  bertaqwa  kepada  Tuhan Yang  Maha  Esa.  Serta  mampu  mewujudkan  eksistensinya  sebagai khalifah Allahdi muka bumi ini, yang berdasarkan anutan al-Qur’an dan Assunah. (Arif, 2002:16).
Berangkat  dari  rumusan  di  atas  pembelajaran  Al-Quran bertujuan  peserta  didik  agar  menjadi  generasi  Qur„ani,  yaitu  generasi yang  mencintai  al-Qur’an,  komitmen  dengan  al-Qur’an  dan menjadikan  Al-Quran  sebagai  bacaan  dan  pandangan  hidup  sehari-hari. (Humam, 1993:15). Ada juga yang beropini tuujuan, artinya  sesuatu yang dituju, yaitu  yang  akan  dicapai  dengan  sesuatu  kegiatan  atau  usaha.  Semua usaha  mempunyai  dan  diikat  oaleh  tujuan  tertentu,  termasuk  perjuangan pendidikan.  Sebab  tanpa  adanya  tujuan  tersebut  maka  usaha  itu  tidak ada artinya apa-apa. Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu perjuangan perlu dikongkritkan  lebih  lampau  sebelum  usaha  dimulai.  Sebab  tujuan mempunyai fungsi yang sangat tertentu terhadap suatu usaha.
Adapun  tujuan  yang  ingin  dicapai  dalam  pembelajaran pembacaan  al-Qur’an  tersebut  adalah  bentuk  pengapdian  manunusia kapada  sang  pencipta  yaitu  Allah  SWT.  Sejalan  dengan  tujuan penciptaan  insan yang dalam firman Allah SWT sebagai diberikut:
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya : “Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (Q.S. Ad Dzariyaat:56)

Tujuan  pembelajaran  al-Qur’an  adalah  membina  manusia  biar mampu  menerangkan  fungsinya  sebagai  hamba  Allah  SWT.  Dan khalifahnya.  Pembinaan  itu  meliputi  material  (jasmani)  dan  imaterial (akal dan jiwa). Pembinaan akalnya menghaasilkan, Pembinaan jiwanya menghasilkan  kesucian  dan  etika,  sedangkan  pembinaan  jasmaninya menghasilkan  ketrampilan.  melaluiataubersamaini  menggabungkan  unsur-unsur tersebut  terciptalah  makhluk  dwi  dimensi  dalam  satu  keseimbangan, dunia dan akhirat, ilmu dan iman. Itu sebabnya dalam pendidikan Islam dikenal dengan istilah Adab Ad-Din dan Adab Al-Danya. (Quraish Shihab, 1994:172).
Pembinaan  manusia,  atau  dengan  kata  lain  pendidikan  al-Qur’an  terhadap  anak  dilakukan  bersamaan  sepertihalnya  sikap  al-Qur’an ketika  menggambarkan  puncak    kesucian  jiwa  yang  di  alami oleh  Rasulullah    Saw.  Pada  saat  beliau  menerima  wahyu,  disana  al-Qur’an mengkaitkan sikap yang mengalami kesucian dengan situasi yang  bersifat  material.  Kalau  uraian  tersebut  dikaitkan  dengan pembangunan  nasional  yang  bertujuan  “membangun  insan seutuhnya” atau  lebih  khusus  di  bandingkan  dengan  tujuan  pendidikan nasional terang sekali relevansi dan penyesuaiannya.
b.      Tujuan Pembelajaran al-Qur’an
Prinsip  pembelajaran  al-Qur’an,  perencanaan  atau  pengembangan pembelajaran  yang  hendak  memilih,  menetapkan  dan  berbagi pembelajaran  perlu  memahami  prinsip-prinsip  pembelajaran  yang mengacu  pada  teori  belajar  dan  pembeljaran.  Prinsip  berdasarkan Poerwadarmito,  adalah  kebenaran  yang  menjadi  pokok  dasar  orang berfikir. Dari konsep mencar ilmu dan pembelajaran sanggup didentifikasi prinsip-prinsip mencar ilmu dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai diberikut: (Ahmat Tafsir, 1992: 21-24)
1)      Prinsip Kesiapan
Proses  belajar  sangat  dipengaruhi  oleh  kesiapan  individu  yang memungkinkan  dapat  melakukan  belajar.  Kesiapan  belajar  yaitu kondisi  fisik-psikis  (jasmani-rohani)  individu  yang  memungkinkan subyek  dalam  melakukan  belajar.  Biasanya,  kalau  beberapa  taraf persiapan  belajar  sudah  dilalui  peserta  didik  maka  ia  siap  untuk melaksanakan  suatu  tugas  khusus.  Peserta  didik  yang  belum  siap melaksanakan kiprah dalam mencar ilmu akan mengalami kesusahan atau frustasi tidak mau belajar.
Jadi  kesiapan  belajar  adalah  kematangan  dalam  pertumbuhan dan perkembangan fisik psikis, Intelegensi, latar belakang pengalaman, hasil  belajar  yang  kaku,  motivasi,  persepsi  dan  faktor-faktor  lain  yang memungkinkan seseorang sanggup belajar.
2)      Prinsip Motivasi
Motivasi  dapat  di  artikan  sebagai  tenaga  pendorong  atau pendidik  yang  menyebabkan  adanya  tingkah  laku  kearah  tujuan tertentu.  Berdasarkan  sumbernya  motivasi  dapat  dibagi  menjadi  dua yaitu:  pertama,  motivasi  Intrinstik,  yaitu  motivasi  yang  hadir  dari dalam  diri  para  peserta  didik  tanpa  ada  campur  tangan  pihak  luar. Kedua,  motivasi  Ekstrinsik,  yairtu  motivasi  yang  berasal  dari  luar  diri peserta  didik  yang  menyebabkan  peserta  didik  menjadi  termotivasi untuk  melakukan  sesuatu  yang  berhubungan  dengan  motivasi  tersebut, misalnya: pemdiberian biasiswa bagi siswa yang berprestasi.
Dalam  pengembangan  pembelajaran  perlu  diupayakan bagaimana  agar  dapat  mempengaruhi  dan  menimbulkan  motivasi instrinsik  melalui  penataan  metode  pembelajaran  yang  sanggup mendorong tumbuhnya semangat penerima didik untuk mengikuti proses pembelajaran. Penataan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi para pserta didik diharapkan bisa untuk menjadi motivasi ekstrinsik bagi peserta  didik,  yang  pada  akhirnya  diharapkan  dapat  menumbuhkan motivasi instrinsik didalam diri penerima didik.
3)      Prinsip Perhatian
Perhatian  dalam  proses  pembelajaran  ialah  faktor  yang mempunyai peranan yang besar kalau penerima didik memilki perhatian besar ter  hadap  materi  yang  disajikan  atau  yang  di  pelajari,  peserta  didik sanggup menentukan dan mendapatkan stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut diantara sekian banyak stimuli yang dating dari luar.
Perhatian  dapat  menciptakan  peserta  didik  untuk  mengarahkan  diri pada tugas  yang akan didiberikan, melihat masalah  yang akan didiberikan, memilih  dan  mempersembahkan  serius  pada  masalah  yang  harus  diselesaikan dan mengabaikan hal-hal yang tidak relevan. 
Ada  hal  penting  yang  perlu  diingat  oleh  para  pendidik,  bahwa suasana  gaduh,  pelajaran  yang  menjenuhkan,  gampang  sekali menghilangkan perhatian. Oleh alasannya itu dibutuhkan cara atau metode untuk mengatasi problem tersebut.
4)      Prinsip Persepsi
Suatu proses  yang bersifat kompleks  yang menimbulkan orang bisa mendapatkan atau meringkas gosip yang di peroleh di lingkungan. Presepsi  dianggap  sebagai  kegiatan  pertama  struktur  koknitif  seseorang. Persepsi bersifat relative, selektif dan teratur. Oleh lantaran itu, semenjak dini kepada penerima didik perlu ditanamkan rasa mempunyai persepsi yang baik dan akurat terkena apa yang akan dipelajari.
5)      Prinsip Pengulangan
Retensi yaitu apa  yang tertinggal dan sanggup di angkat kembali sesudah  seseorang  mempelajari  sesuatu.  melaluiataubersamaini  retensi  dapat  membuat apa  yang  di  pelajari  dapat  bertahan  dan  teringgal  lebih  lama  dalam setruktur  koknitif  dan  dapat  di  imgat  kembali  jika  di  perlukan.  Oleh lantaran itu, retensi sangat menentukan hasil yang diperoleh penerima didik dalam pembelajaran.
Ada tiga faktor yang sanggup menghipnotis retensi belajar, yaitu: pertama,  apa  yang  dipelajari  dipermulaan  (asli  learning).  Kedua pengulangan  dengan  interval  (sepaced  reviw).  Ketiga,  penerapan istilah-istilah khusus.
6)      Prinsip Transfer
Merupakan suatu proses dimana sesuatu yang pernah di pelajari dapat  mempengaruhi  proses  dalam  mempelajari  sesuatu  yang  baru. melaluiataubersamaini  demikian  transfer  adalah  pengaitan  pengetahuan  yang  sudah dipelajari. Pengetahuan atau ketrampilan  yang diajarkan sekolah selalu diasumsikan atau diharapkan sanggup digunakan untuk memecahkan problem yang  dialami  dalam  kehidupan  atau  pekerjaan  yang  akan  dihadapi kelak

0 komentar

Posting Komentar