Minggu, 17 Februari 2019

Pengertian Dan Tujuan Puasa


 Pengertian dan Tujuan Puasa
Puasa yang dimaksud dalam pembahasan ini ialah puasa bulan berkat Puasa yang dilakukan pada bulan Ramadhan ialah salah satu dari rukun Islam. Hal ini terang termaktub dalam hadits Rasulullah s.a.w :
عن ابن عمر رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم بُني الإسلام على خمس: شهادة ان لآإله إلاالله وأن محمدا رسول الله وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت من استطاع إليه سبيلا. (متفق عليه)

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra.  berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w: Islam di dirikan atas lima perkara. Syahadat (kesaksian) bergotong-royong tidak ada Tuhan selain Allah dan bergotong-royong Muhammad ialah Rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan pergi haji bagi orang yang bisa melakukannya”.
7
 
Ketentuan mengerjakan puasa bagi umat Nabi Muhammad saw mulai diwajibkan Allah SWT. pada tahun ke-II Hijriyah, sesudah turunnya perintah shalat dan zakat. Hukumnya ialah fardhu ‘ayn (wajib perorangan) atas setiap muslim yang sudah dewasa.
Kewajiban puasa Ramadhan sudah ditetapkan oleh Allah swt. dalam al-Qur’an surat al-Baqarah: 185.
شهر رمضان الذي أٌُنزل فيه القرأن هدىَ للناس وبينات من الهدى والفرقان، فمن شهد منكم الشهر فاليصمه،فمن كان مريضا أو على سفر فعدة من أيام أخر (البقرة 185)

Artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi insan dan penjelasan-penjelasan terkena petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara engkau hadir (di negeri daerah tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah dia berpuasa di bulan itu. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu dia berbuka), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain”.

Puasa secara etimologis bermakna mengekang diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu.melaluiataubersamaini kata lain, kalau seseorang menjaga dirinya untuk berbicara atau meninggalkan upacara, umpamanya, maka secara etimologi orang tersebut bisa dikatakan berpuasa.
Berkenaan dengan hal ini,  dalam al-Qur’an surat Maryam: 26, Allah swt. berfirman.
فكلي وشربي وقري عينا. فإما ترين من البشر أحدا فقولي إنني نذرت للرحمن صوما فلن أكلم اليوم إنسيا (مريم : 26)

Artinya: “Maka akan, minum dan bersenanglah hatimu kalau engkau melihat seorang manusia, maka katakanlah: Sesungguhnya saya sudah bernazar puasa untuk Tuhan yang maha pemurah, maka saya tidak akan berbicara dengan insan pada hari ini”.
Pada ayat di atas dikemukakan bahwa menahan diri untuk tidak berbicara dengan siapapun dikatakan sebagian berpuasa, puasa untuk meninggalkan berbicara dengan orang lain.
Secara terminologi, puasa, sebagaimana dijelaskan oleh Muhammad bin Isma’il al-Shan’ani, adalah:
الإمساك عن الأكل والشرب والجماع وغيرها مما ورد به الشرع في النهار على الوجه المشروع، ويتبع ذلك الإمساك عن اللغو والرفث وغيرهما من الكلام المحرم والمكروه في وقت مخصوص بشروط مخصوصة.

Artinya: “Menahan diri dari makan minum, bersetubuh dan lain-lain yang termasuk membatalkan puasa sepanjang  hari berdasarkan cara yang sudah di menetapkan oleh agama (syari’at), di samping itu juga menahan diri dari perbuatan yang sia-sia, perbuatan yang merangsang dan sebagainya dari perkataan-perkataan yang diharamkan dan dimakruhkan, selama waktu yang ditentukan berdasarkan akurat-sarat yang sudah diputuskan”.

Sedangkan berdasarkan Imam Zarkasyi, puasa adalah  “menahan diri dari makan dan minum dan dari segala sesuatu yang membatalkannya, mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan syarat tertentu”.
Dari dua definisi di atas, sanggup dikemukakan bahwa puasa secara istilah ialah menjaga diri dari segala yang membatalkannya berdasarkan kesadaran sendiri dengan ingin memperoleh pahala dari Allah swt. dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Sedangkan tujuan puasa dalam syariat Islam nampak terang tertera dalam al-Quran surat  al-Baqarah: 183,  yaitu :
يآ أيها الذين أمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون. (البقرة: 183)

Artinya: “Hai orang-orang yang diberiman sudah diwajibkan atas engkau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum engkau biar engkau bertaqwa”.
Pada ayat di atas diutarakan bahwa kewajiban berpuasa diperintahkan kepada orang yang diberiman dengan maksud biar orang diberiman tersebut menjadi orang yang bertaqwa. melaluiataubersamaini kata lain, tujuan puasa ialah untuk membentuk insan bertaqwa.  Karena itulah, dengan kesadaran penuh dia menjalankan segala perintah Allah swt. dan menghindari larangan-Nya.
Dari ayat di atas juga tampak bahwa ibadah Puasa (Ramadhan) ialah kewajiban, dengan kata  lain puasa (Ramadhan)  termasuk kedalam kategori puasa  wajib, kategori lainnya dari puasa ialah puasa sunnah, puasa makruh dan pusa haram
misal puasa sunnah: 9 Zdulhijjah, 10 Muharram, Ayyamul dayd pada tanggal 13,14,15 tiap bulannya, Senin, Kamis. misal puasa makruh adalah: Pusa Jum’at saja atau Sabtu saja, pusa sehari/dua hari sebelum ramadhan, puasa orang sakit, hamil, menyusui, bepergian, orang lemah sudah tua. Sedangkan pola pusa haram adalah: Pusa pada dua hari raya, hari tasyriq (11,12,13 Zdulhijjah) dan puasa sunnah bagi wanita tanpa seizin suami.

0 komentar

Posting Komentar